Pages

Selasa, 09 Juli 2024

Bye-Bye Insecure - Teh Garlicha Maulidya


060724
#RuangHati
“Bye-Bye Insecure”
- Teh Garlicha Maulidya -
đź“ŤMasjid Al-Lathiif Bandung
✍️ @tulisanensa @beramalsholeh.id 



Ditanya apa kabar? 
pasti jawabannya harus baik-baik aja. Karena tidak mudah bercerita kepada sembarang orang, tidak mudah percaya pada orang karena takut akan responnya. 

Yang gabisa kita boongin selain Allah adalah diri sendiri. 

Minimal jujur sama diri sendiri.
Karena bohong sekali aja itu akan menjadi beban yang bertambah. 

Jangan biasakan menormalisasi hal yang tidak normal, seperti membohongi diri sendiri bilang gapapa padahal lagi ga baik-baik aja (Ini akan menjadi bibit insecure).

Insecure merupakan perasaan tidak aman yang dimana seorang individu merasa tidak percaya diri dia (inferiroty), takut, cemas (anxiety) dan akan suaatu hal yang dipicu oleh rasa tidak puas dan tidak yakin akan kapasitas diri sendiri.

Insecure terkait dengan kondisi kesehatan mental seperti narsisme, kecemasan, paranoia, dan kepribadian adiktif atau ketergantungan. 

Seberapa tenang sama diri sendiri? apa yang kita rasa? apa yang kita mau? apa yang menjadi kelebihan kita? apa saja kekurangan kita?  

Jika kita dulu pernah tidak mudah diapresiasi oleh orangtua. Maka biasakan kepada anak kita kelak untuk mengapresiasi walaupun hal kecil.

Orang mau menghargai kita atau tidak jangan menjadi patokan. Nantinya bikin kita kecewa terus insecure. 

Apresiasi diri sendiri sekecil apapun hal yang kita lakukan. Pelan-pelan menghargai dan konsisten.

Ketidakpuasan dalam diri kita itu ada karena terlalu banyak menyerap penilaian orang lain, terlalu ingin memenuhi ekspektasi orang lain. 

Kalo kita udah tau nilai value kita, yakin akan diri kita, sebanyak dan seburuk apapun omongan orang tentang kita, gaakan bisa bikin insecure. 

Kekurangan dalam diri jangan terlalu dipaksakan, dan kelebihan dalam diri maka asah dan maksimalkan.

Ketika ada kekurangan maka berubah untuk diri sendiri, bukan karena untuk orang lain. 

Dimanapun kita berada, kita tahu siapa diri kita. Tetap tegak meskipun banyak mulut yang berbicara negatif tentang diri.

Kita boleh mencari kekurangan kita, supaya mengetahui sejauh mana bisa ngegas diri kita dan ngerem diri kita. 

Effect Insecure 

Sulit membangun hubungan yang langgeng, sulit mengerjakan tugas sehari-hari karena persepsi diri tentang ketidakberdayaan dan ketidakmampuan. 

Menyebabkan pikiran negatif tentang kemampuan diri, penyesuaian diri dalam mencapai tujuan dan menemukan penerimaan serta dukungan. 

Ketika ditinggalkan sama seseorang,
Jangan terpuruk dengan aku kurangnya apa yaa? karena bisa jadi kesalahannya bukan di kita, tapi memang masanya saja yang sudah habis. 

Gak semua orang punya tempat pulang. 
Maka jadilah kamu tempat pulang nanti untuk pasangan dan anak-anakmu. 

Seberapa jauh kita mengenal diri sendiri?
Sering-sering ajak bicara, list apa yang bikin kita merasa kurang, perbaiki yang bisa diperbaiki, asah dan maksimalkan potensi yang sudah kita miliki. 

Jika fokus terus sama penilaian orang tidak akan mudah mengetahui siapa diri kita. 

Penyebab Insecure 

1. Kegagalan atau Penolakan 

Sehingga ada perasaan ga mampu, ga bisa, payah, karena adanya kegagalan dan penolakan. 

Tapi ini tidak akan terjadi jika kita mengenal diri sendiri. 

2. Kurang percaya diri karena kecemasan sosial (takut mendapat evaluasi) 

“Level tertinggi insecure seseorang adalah ketika merasa dirinya tidak pantas untuk siapapun.” 

Jika fokusnya hanya 1 pada Allah, apapun yang kita lakukan akan bisa kita lewati dna Allah mudahkan. 

Libatkan Allah pada apapun yang kita lakukan dan rasakan, sehingga mudah mengikhlaskan apa-apa yang terjadi pada kehidupan.

Punya Mental Kaya,
Punya Mental Kuat,
Bukan Mental Miskin.

Sesedikitpun harta kita, merasa tenang karena punya mental yang KAYA. 

Sebanyak apapun masalah kita, merasa tenang karena punya mental yang KUAT.

Kita yakin dan beriman pada Allah, maka Allah akan meninggikan derajat kita. 

“Janganlah kamu (merasa) lemah dan jangan (pula) bersedih hati, padahal kamu paling tinggi (derajatnya) jika kamu orang-orang mukmin.” (Qs. Ali Imran ayat 139)

Apapun yang kita omongin akan menjadi ujian untuk diri sendiri. Maka berbicara dan berdoa yang baik-baik. 

Yakin ada Allah. 
Allah akan melindungi kita.

Semakin percaya pada Allah,
Allah akan meyakinkan diri kita dengan value yang kita miliki.

Maka yang utama bukan percaya diri dulu,
Tapi percaya Allah dulu. 

Jika kita insecure, berarti meragukan kesempurnaannya ciptaan Allah. 

“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.” (Qs. At-Tin ayat 4)

Yang dicari yang gaada.
Yang ada ga di syukuri. 

Cari apa aja yang bikin kita INSECURE dengan menulis dan menjabarkan, memvalidasi rasanya. 

Semakin cape, semakin banyak bersujud dan merengek pada Allah. 

Kalo marah-marahnya ga jelas, mengungkit hal yang udah selesai, ini gaakan menjadi solusi. 

Apapun yang kamu rasakan, terima dan mengakui. Jangan denial, karena semua rasa datangnya dari Allah maka kembalikan kepada-Nya dengan shalat dan berdoa. 

Biarkan Allah yang membalasnya,
Biarkan Allah yang mengubahnya atau mengubah perasaan kitanya.

Tahapan Menyelesaikan Diri 

ACCEPT 
Menerima rasa,
Saya marah, saya kecewa, saya sedih. 

ALLOW 
* Meninggalkan reaksi fisik dan batin 
* Mempengaruhi respon saat ini (respon eror) 
* Mempengaruhi mindset/value diri yang keliru 
* Mempengaruhi pola pengasuhan

AWAY 
Menghilangkan mengalirkan rasa yang ada  

“Terima kekuranganmu, bersyukur dengan kelebihanmu. Maka sebising apapun suara diluar sana tentangmu, kamu tetap hisa tersenyum dengan tulus (UNTUK DIRIMU).”

Orang yang ga tenang hatinya tidak akan bahagia. Kita gaakan bahagia kalo kita ga bersyukur.

Kebahagiaan itu proses bukan target. 

Wallahu'alam,
Jazakumullah Khayr sudah membaca, mohon maaf apabila ada kesalahan dalam penulisan.

- Kritik & Saran langsung DM @tulisanensa -
Semoga, setiap kita dimudahkan Allah untuk mengamalkan dan men-share ilmu ini, aamiin.
Info lebih lanjut 

Barakallahu fiikum, Post di Feeds menyusul yaa Teman🤗

Tidak ada komentar:

Posting Komentar